Sabtu, 20 September 2008

Under the Direction of Holy Spirit

DI BAWAH TUNTUNAN ROH KUDUS

Ini adalah kesaksian yang diberikan oleh Bapak Pdt. Daniel Ulaan pada hari Minggu yang lalu. Pada suatu hari dia mendapatkan undangan pelayanan ke Amerika Serikat, Kanada, dan Perancis. Untuk itu permohonan visa sudah diurus dan tanpa banyak kesulitan, karena ada pihak yang menjadi sponsor, maka urusan visa akhirnya beres. Sementara menunggu kepergian ke luar negeri, ada seorang muda dengan santai berkata, "Daniel, ayo dong pelayanan ke Pulau Nias!" "Anak muda ini seenaknya saja memanggil nama "Daniel" dan mengajak ke Pulau Nias," demikian di pikiran Pendeta yang sudah agak berumur ini. Namun sebagai basa-basi ia berkata, "Begini saja, kamu berdoa dulu, dan saya juga akan berdoa. Kalau Tuhan mau saya ke Nias, Ia akan memberi konfirmasi kepada anda dan kepada saya."

Ketika Pdt. Daniel berdoa, ternyata jawaban dari Tuhan, "Kamu harus pergi ke Nias!" Lha? Bagaimana dengan biaya-biaya untuk pelayanan ini? Padahal pelayanan ke Amerika Serikat, Kanada dan Perancis sudah terjamin, ada pihak yang mensponsori kepergiannya.

Meskipun dengan berat hati ia harus membatalkan kepergiannya ke luar negeri, karena jadwalnya pada hari-hari yang sama, Pdt. Daniel Ulaan mau taat kepada perintah Roh Kudus, dan memutuskan untuk pelayanan ke Nias saja. Sebenarnya untuk mencapai Nias dapat dijalani melalui Padang yang lebih dekat dan lebih murah atau melalui Medan yang lebih jauh dan lebih mahal.
"Pergi ke Nias dari mana Tuhan?"
"Dari Medan saja!"
"Dari mana biayanya, Tuhan?"
"Nanti Aku yang sediakan. Temui seseorang yang tinggi kurus di Medan."

Dengan uang yang seadanya Pdt. Daniel berangkat ke Medan bersama seorang teman. Ia tidak ada kenalan di kota ini. Ketika berjalan-jalan di Jl. Gatot Subroto, Roh Kudus mendorong Pdt. Daniel untuk menuju rumah dengan nomor tertentu. Ketika sudah sampai di rumah yang dimaksud ternyata di ruko itu ada tulisan "Immanuel".
"Wah, puji Tuhan, ternyata rumah yang dimaksud adalah milik anak Tuhan!" pikir Pdt. Daniel senang. Ia mengetuk ruko itu karena sudah agak malam.
Tok tok tok.

Seorang Tapanuli yang kekar membuka pintu. "Mau ketemu siapa?"
Pendeta Daniel bingung. Siapa ya yang harus ia temui? Ia tidak tahu siapa namanya.
"Tidak tahu...."
"Kalau tidak tahu, jangan ganggu dong!"
Pintu ruko ditutup. Baru beberapa langkah Pdt. Daniel berlalu, Roh Kudus memerintahkannya agar kembali ke ruko itu dan mengetuk pintu. Tok tok tok!

Pintu dibuka lagi, orang Batak yang sama membuka pintu lagi, sekarang dengan muka tidak senang karena Pdt. Daniel lagi yang ada di muka ruko.
"Mau ketemu siapa?" Dengan wajah yang mulai angker ia bertanya.
"Eh, gimana ya? Saya tidak tahu..."
"Gimana sih kamu ini, tidak tahu siapa yang mau ditemui, kenapa ketuk pintu ruko ini?" Tanpa menunggu lebih lama lagi, pintu langsung ditutup kembali.

Pdt. Daniel bersama temannya kali ini berjalan menyeberang jalan. Sesampai di seberang, ia mendengar dengan jelas bisikan Roh Kudus, "Kembali lagi ke ruko itu dan ketuklah pintunya." Gimana sih, Tuhan?
"Pak Pendeta," kata temannya, "Saya menunggu di sini saja ya? Bapak sendirian saja mengetuk pintu ruko itu."

Dengan ragu Pdt. Daniel kembali ke ruko yang tadi, ia mengetuk pintu lagi. Tok tok tok!

"Mau apa lagi?" tanya orang Batak itu dengan emosi.
"Saya mau ketemu seseorang di ruko ini. Saya adalah hamba Tuhan dari Jakarta."
"Pendeta?"
"Ya."
"Tunggu sebentar, Pak Pendeta." Orang itu langsung pergi menuju ke dalam. Sikapnya berubah mendengar kata "Pendeta" dari tamu yang tak dikenalnya.

Beberapa saat kemudian ia kembali lagi dengan seseorang yang agak berumur, tinggi kurus!

"Bapak dari Jakarta?" tanya orang tinggi kurus itu.
"Ya, Pak! Saya disuruh Tuhan ketemu Bapak."

Dengan kaget orang tinggi kurus itu menyambut Pdt. Daniel Ulaan. Setelah dipersilakan masuk dan duduk di dalam, tuan rumah yang tinggi kurus itu menjelaskan. "Begini, Pak Pendeta. Saya ini ada masalah di bisnis dan pelayanan. Nampaknya saya ada di persimpangan jalan. Saya berdoa kepada Tuhan dan meminta petunjuk-Nya. Saya katakan kepada Tuhan, 'Kalau Tuhan menjawab, kirimkanlah hamba-Mu yang tidak aku kenal dan dia juga tidak kenal aku.' Dan Tuhan ternyata mengirim Bapak ke sini."

Setelah mereka berbicara, Pdt. Daniel akhirnya melayani orang kaya ini selama hampir dua minggu dan dengan sponsor keuangan dari orang Medan ini akhirnya Pdt. Daniel dapat melayani beberapa hari di Pulau Nias.

Tuntunan Roh Kudus memang sering tidak dapat dimengerti kita, namun ujungnya pasti mendatangkan kebaikan, asalkan kita taat mengikuti suara-Nya. Puji Tuhan! (Apabila anda memforward kisah ini, jangan lupa menyebutkan http://pentas-kesaksian.blogspot.com sebagai sumbernya - terima kasih.)

Ditulis oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Tidak ada komentar: