Kamis, 25 September 2008

SATU-SATUNYA KESALAHAN IBU

Dahulu kala di negeri Tirai Bambu, hiduplah seorang gadis bernama Lili. Ia baru menikah dan tinggal di pondok mertua indah. Dalam waktu singkat, Lili tahu bahwa ia sangat tidak cocok tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Perangai mereka sangat bertentangan; mereka tak pernah berhenti beradu mulut dan bertengkar.

Sampai suatu hari, Lili benar-benar sudah tidak tahan lagi terhadap sifat dan perlakuan ibu mertuanya. Lili bertekad untuk melakukan sesuatu. Lili pergi menemui Sang Guru, yang lihai dalam obat-obatan. Ia menceritakan situasinya dan minta dibuatkan ramuan racun untuk mengakhiri hidup sang ibu mertua!

Sang Guru berpikir keras sejenak. Ia melihat bahwa Lili sudah benar-benar gelap mata. Jika ia tidak "membantu" Lili, pasti Lili akan mencari cara lain untuk mewujudkan niatnya. Akhirnya Sang Guru berkata, "Lili, saya akan membantumu untuk mengenyahkan ibu mertuamu. Saya akan memberimu ramuan yang secara perlahan-lahan akan menjadi racun di dalam tubuh ibu mertuamu. Setiap hari, sediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan ini ke dalamnya. Lalu, supaya tidak ada yang curiga saat ia mati nanti, kamu harus hati-hati sekali dan bersikap sangat bersahabat dengannya. Jangan berdebat dengannya, turuti saja semua kemauannya, dan perlakukan dia seperti ibumu sendiri."

Lili menerima ramuan tersebut dan pulang untuk melancarkan aksinya. Setiap hari Lili menyuguhi mertuanya dengan makanan yang enak-enak, yang sudah "dibumbuinya". Ia menerapkan baik-baik petunjuk Sang Guru untuk mencegah kecurigaan, maka ia mulai belajar mengendalikan amarahnya, tidak menentang kemauan ibu mertuanya, dan memperlakukannya seperti ibu sendiri.

Setelah beberapa bulan, suasana di rumah itu berubah sepenuhnya. Lili menjadi mampu mengendalikan amarahnya sedemikian rupa sehingga ia tidak pernah lagi kesal dalam meladeni ibu mertuanya. Sikap ibu mertua terhadap Lili pun berubah dan mulai mengasihi Lili seperti putrinya sendiri. Ia menceritakan kepada para kerabat bahwa Lili adalah menantu yang sangat baik. Lili dan ibu mertuanya memperlakukan satu sama lain seperti layaknya ibu dan anak yang sesungguhnya.

Lili memutuskan pergi menjumpai Sang Guru dan memohon pertolongannya sekali lagi, "Guru, tolong saya untuk menangkal racun yang telah saya berikan kepada ibu mertua saya. Ia telah berubah menjadi mertua yang begitu baik. Saya mencintainya seperti ibu saya sendiri. Saya tidak mau ia mati."

Sang Guru tersenyum sembari berujar, "Lili, yang saya berikan itu hanyalah ramuan penguat badan untuk kesehatan beliau. Satu-satunya racun adalah apa yang terdapat di dalam pikiranmu sendiri, tetapi racun itu pun kini telah tertangkal habis oleh cinta kasihmu. Pulanglah."

Seperti halnya seorang ibu akan melindungi anak tunggalnya, sekalipun dengan mengorbankan hidupnya sendiri, demikianlah, seyogianya kita mengembangkan cinta kasih tak terbatas terhadap segenap makhluk.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tuhan Yesus Kristus Memberkati
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Terry Waworundeng
GOTN

Tidak ada komentar: