Selasa, 28 Oktober 2008

Mau saya doakan...?

Di bawah ini merupakan kesaksian dari pendeta yang kemarin berkotbah di tempat saya. Nama pendetanya Bp Wisnu. Berikut penuturan beliau:

Beberapa waktu yang lalu saya ada pelayanan untuk Youth di daerah Tangerang. Saya naik bis jurusan Tangerang pada siang harinya untuk menuju rumah kakak saya terlebih dulu karena pelayanan tersebut akan berlangsung sore hari. Di dalam bis yang penuh sesak tersebut, masuk pula seorang pengamen cilik usia sekitar 7-8 tahun dengan berbekal kecrekan sederhana (mungkin dari tutup botol)

Berbekal alat musik sederhana tersebut, dia nyanyikan lagu "Yesus ajaib, Tuhanku ajaib...." (~ a song by Ir. Niko, red.) Dan kata-kata tersebut diulang terus menerus. Hampir seluruh penumpang bis memarahi anak tersebut, "Diam kamu! Jangan nyanyi lagu itu lagi. Kalau kamu nggak diam, nanti saya pukul kamu!"

Tapi ternyata anak tersebut tidak menanggapi kemarahan mereka dan dengan berani terus menyanyikan lagu tersebut. Saya dalam hati berkata, "Tuhan, anak ini luar biasa. Kalau saya, belum tentu saya bisa/berani melakukan hal tersebut". Karena bis akan melanjutkan perjalanan menuju tol berikutnya, di pintu tol menuju Serpong (kalau tidak salah), hampir 3/4 penumpang turun dari bis tersebut. Termasuk saya dan pengamen cilik tersebut. Anak kecil itu didorong hingga akhirnya jatuh. Kemudian dia bangkit lagi. Tapi dia didorong oleh massa hingga terjatuh lagi. Semua penumpang bis mengerumuni anak itu. Saya masih ada di situ dengan tujuan jika kemudian anak tsb akan ditempeleng atau dihajar, saya akan berusaha untuk menariknya lari menjauhi mereka.

Seluruh kerumunan itu baik pria maupun wanita menjadi marah, "Sudah dibilang jangan nyanyi masih nyanyi terus! Kamu mau saya pukul?" dst, dst. Anak kecil itu hanya terdiam. Setelah amarah mereka mulai mereda, anak kecil itu baru berbicara, "Bapak-bapak, Ibu-Ibu jika mau pukul saya, pukul saja. Kalau mau bunuh, bunuh saja. Tapi yang Bapak dan Ibu perlu tahu, walaupun saya dipukul atau dibunuh saya tetap akan menyanyikan lagu tersebut." Seluruh kerumunan menjadi terdiam sepertinya mulut mereka terkunci. Kemudian dia melanjutkan, "Sudahlah... . Bapak, Ibu tidak perlu marah-marah lagi. Sini.. saya doakan saja Bapak-Ibu."

Dan apa yang terjadi, seluruh kerumunan itu didoakan satu per satu oleh anak ini. Banyak yang tiba-tiba menangis dan akhirnya mau menerima Tuhan. Saya yang sedari tadi menyaksikan hal tersebut, kemudian pergi meninggalkan kerumunan tsb. Saya melanjutkan naik mikrolet. Jalanan macet krn kejadian tersebut hingga mikrolet melaju dengan sangat lambat. Sopir mikroletnya bertanya, "Ada apa sih Pak? Koq banyak kerumunan?" Saya jawab "O.... Itu ada banyak orang didoakan oleh anak kecil."

Di saat mikrolet melaju dengan sangat pelan, tiba-tiba anak kecil pengamen itu naik mikrolet yang sama dengan saya. Saya kemudian bertanya, "Dik, kamu nggak takut dengan orang-orang itu?"

Jawabnya, "Buat apa saya takut? Roh yang ada dalam diri saya lebih besar dari roh apapun di dunia ini", tuturnya mengutip ayat Firman Tuhan. Lanjutnya, "Bapak mau saya doakan?"

Saya terperanjat, "Kamu mau doakan saya?"
Jawabnya, "Ya kalau Bapak mau."
Saya menjawab, "Baiklah. Kamu boleh doakan saya."
Doanya, "Tuhan berkati Bapak ini. Berkati dan urapi Bapak ini jika sore nanti dia akan ada pelayanan Youth."

Sampai di situ, saya tidak bisa menahan air mata yang deras mengalir. Saya tidak peduli lagi dengan penumpang lain yang mungkin menonton kejadian tersebut. Yang saya tahu bahwa Tuhan sendiri yang berbicara pada anak ini, dari mana dia tahu saya akan ada pelayanan Youth sore ini.

Kesaksian ditutup sampai di situ dan dengan satu kesimpulan, jika kita mau, Tuhan bisa pakai kita lebih lagi. Bukan kemampuan tapi kemauan yang Tuhan kehendaki.

~ kesaksian oleh Pdt. Wisnu

Tuhan memberkati.
From: henny liauw

Mengapa Beruang Tumbuh Besar

Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di tepi sungai deras. Waktu itu memang tidak sedang musim ikan. Sejak pagi ia berdiri di sana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air. Namun, tak satu juga ikan yang berhasil ia tangkap.

Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya, hup, ia dapat menangkap seekor ikan kecil. Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan.
Si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, "Wahai beruang, tolong lepaskan aku."
"Mengapa," tanya sang beruang.

"Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-celah gigimu," rintih sang ikan.
"Lalu kenapa?" tanya beruang lagi.

"Begini saja, tolong kembalikan aku ke sungai. Setelah
beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang
besar. Di saat itu kau bisa menangkapku dan
memakanku untuk memenuhi seleramu," kata ikan.

"Wahai ikan, kau tahu mengapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya beruang.
"Mengapa?" ikan balas bertanya sambil menggeleng-geleng kepalanya.
"Karena aku tak pernah menyerah walau sekecil apa pun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan!" jawab beruang sambil tersenyum mantap.

"Ops!" teriak sang ikan.

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja. Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap: "Ohhh, andaikan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dulu!"

Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detail kesempatan dalam hidup kita! Di saat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan; di saat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan; di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; dan dalam kondisi terburuk sekalipun selalu ada kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita.

Bila kita setia pada perkara yang kecil maka kita akan mendapat perkara yang besar. Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi sebuah kesempatan yang besar.

Tuhan Yesus Kristus Memberkati,
(gotn-ministry.org)

Membangun Rumah

Selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit, perhatian khusus juga merupakan hal yang tidak kalah penting dalam pembangunan sebuah rumah. Bukan tanpa alasan perhatian khusus ini diperlukan. Tujuannya adalah agar rumah tersebut dapat dibangun dengan benar; mulai dari pondasi rumah, saluran jalan air, dan yang lainnya.

Tentunya semua ini diperlukan sebelum memperhatikan serta mendapatkan inspirasi guna penyelesaian sejuta pekerjaan tahap akhir termasuk cara terbaik menghias rumah agar menyenangkan untuk didiami. Selama proses pembangunan, kita harus senantiasa menetapkan prioritas supaya dana yang tersedia digunakan sebaik mungkin.

Dalam perikop ini, Tuhan memerintahkan Hagai dan seluruh umat yang kembali dari pembuangan membangun kembali Rumah Tuhan yang telah runtuh. Sibuknya setiap orang membangun rumah masing-masing namun melupakan pembangunan Rumah Tuhan merupakan alasan Tuhan untuk meminta mereka membangun kembali baitNya. Tidak heran bila Tuhan menegur mereka, "Perhatikanlah keadaanmu" (ay.7). Bahkan Tuhan mengulang ucapan ini sampai tiga kali. Karena itulah Hagai mengajak mereka untuk mendahulukan Tuhan agar pada akhirnya Tuhan memberkati mereka dengan tuaian yang berlimpah.

Sebagai umat Perjanjian Baru, kita tidak lagi membangun Rumah bagi Tuhan. Kristus tidak tinggal dalam rumah yang terbuat dari batu, tetapi dalam umatNya ?yaitu Anda dan saya- yang harus mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang kudus dan berkenan (Roma 12:1). Dengan demikian, Ia dapat memakai Anda sebagai alat dalam pekerjaanNya yang kudus dan mulia (II Timotius 2:20-21). Anda harus membangun suatu kehidupan yang ?akan berkenan kepadaNya dan akan menyatakan kemuliaanNya? (ay.8).

Perhatian khusus dibutuhkan untuk membangun hidup berdasarkan Firman Tuhan. Perhatian khusus dibutuhkan untuk membingkai hidup dengan doa. Perlu adanya prioritas yang berkesinambungan dalam hal ?mencari dahulu kerajaanNya? (Matius 6:33) saat diperhadapkan dengan banyak godaan dan pilihan.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa upah yang akan Anda terima adalah seimbang. Bila dalam hati kita muncul keinginan untuk membangun dengan hati-hati,Yesus Kristus sendiri yang akan menunjukkan caranya. Ia datang untuk diam dalam Anda.

Ia "menghiasi" kehidupan Anda dengan sukacita. RohNya melukis ruang-ruang hati Anda dengan damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kelemah lembutan dan penguasaan diri. Ia menjadikan Anda "rumah" yang hangat dan ramah, bukan ruangan kosong.

Dan saat Anda membangun hidup bagi Dia, Ia berjanji bahwa suatu hari Ia akan membalasnya. Sementara Anda membangun ?rumah? bagi Yesus, Ia sibuk menyediakan tempat bagi Anda di rumahNya (Yohanes 14:2).

Tuhan Yesus Kristus Memberkati,
(gotn-ministry.org)

Membangun Rumah

Selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit, perhatian khusus juga merupakan hal yang tidak kalah penting dalam pembangunan sebuah rumah. Bukan tanpa alasan perhatian khusus ini diperlukan. Tujuannya adalah agar rumah tersebut dapat dibangun dengan benar; mulai dari pondasi rumah, saluran jalan air, dan yang lainnya.

Tentunya semua ini diperlukan sebelum memperhatikan serta mendapatkan inspirasi guna penyelesaian sejuta pekerjaan tahap akhir termasuk cara terbaik menghias rumah agar menyenangkan untuk didiami. Selama proses pembangunan, kita harus senantiasa menetapkan prioritas supaya dana yang tersedia digunakan sebaik mungkin.

Dalam perikop ini, Tuhan memerintahkan Hagai dan seluruh umat yang kembali dari pembuangan membangun kembali Rumah Tuhan yang telah runtuh. Sibuknya setiap orang membangun rumah masing-masing namun melupakan pembangunan Rumah Tuhan merupakan alasan Tuhan untuk meminta mereka membangun kembali baitNya. Tidak heran bila Tuhan menegur mereka, "Perhatikanlah keadaanmu" (ay.7). Bahkan Tuhan mengulang ucapan ini sampai tiga kali. Karena itulah Hagai mengajak mereka untuk mendahulukan Tuhan agar pada akhirnya Tuhan memberkati mereka dengan tuaian yang berlimpah.

Sebagai umat Perjanjian Baru, kita tidak lagi membangun Rumah bagi Tuhan. Kristus tidak tinggal dalam rumah yang terbuat dari batu, tetapi dalam umatNya ?yaitu Anda dan saya- yang harus mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang kudus dan berkenan (Roma 12:1). Dengan demikian, Ia dapat memakai Anda sebagai alat dalam pekerjaanNya yang kudus dan mulia (II Timotius 2:20-21). Anda harus membangun suatu kehidupan yang ?akan berkenan kepadaNya dan akan menyatakan kemuliaanNya? (ay.8).

Perhatian khusus dibutuhkan untuk membangun hidup berdasarkan Firman Tuhan. Perhatian khusus dibutuhkan untuk membingkai hidup dengan doa. Perlu adanya prioritas yang berkesinambungan dalam hal ?mencari dahulu kerajaanNya? (Matius 6:33) saat diperhadapkan dengan banyak godaan dan pilihan.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa upah yang akan Anda terima adalah seimbang. Bila dalam hati kita muncul keinginan untuk membangun dengan hati-hati,Yesus Kristus sendiri yang akan menunjukkan caranya. Ia datang untuk diam dalam Anda.

Ia "menghiasi" kehidupan Anda dengan sukacita. RohNya melukis ruang-ruang hati Anda dengan damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kelemah lembutan dan penguasaan diri. Ia menjadikan Anda "rumah" yang hangat dan ramah, bukan ruangan kosong.

Dan saat Anda membangun hidup bagi Dia, Ia berjanji bahwa suatu hari Ia akan membalasnya. Sementara Anda membangun ?rumah? bagi Yesus, Ia sibuk menyediakan tempat bagi Anda di rumahNya (Yohanes 14:2).

Tuhan Yesus Kristus Memberkati,
(gotn-ministry.org)

Jumat, 10 Oktober 2008

Baju-Baju yang Menipu

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Mereka meminta janji.

Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

"Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard," kata sang pria lembut. "Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat. "Kami akan menunggu," jawab sang Wanita. Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

"Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang di luar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut. Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard." Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung?? Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung? Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard."

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS.

Kita, seperti pimpinan Hardvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai.Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju,acap menipu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tuhan Yesus Kristus Memberkati - GOTN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Suara Tuhan (Filipi 4:13)

Seorang pria muda tengah mengikuti Studi Alkitab hari rabu malam. Pendeta sedang membagikan pengalaman tentang mendengarkan Allah dan mematuhi suara Tuhan.

Pria muda itu tidak tahan namun berpikir, "Apa Tuhan masih berbicara pada orang-orang?" Setelah acara selesai, ia pergi keluar bersama beberapa teman untuk ngopi dan makan kue dan mendiskusikan pengalaman pendeta tadi. Beberapa teman lain berbicara tentang bagaimana Tuhan memimpin mereka dengan cara yang berbeda.

Kira-kira jam 10, ketika pria muda itu mulai mengendarai mobilnya untuk pulang. Sambil duduk dijok mobilnya, ia mulai berdoa, "Tuhan, jika Engkau masih berbicara pada orang-orang, bicaralah padaku, aku akan mendengarkan, aku akan lakukan yang terbaik untuk mematuhinya."

Sementara ia mengendarai ke jalan raya di kota, tiba-tiba ia mempunyai pikiran yang sangat aneh untuk berhenti dan membeli segalon susu. Ia menggelengkan kepalanya dan berkata lantang, "Tuhan, Engkaukah itu?" Ia tidak mendapat jawaban dan mulai meneruskan perjalanan pulang. Tapi sekali lagi di pikirannya, beli 1 galon susu. Pria muda itu berpikir tentang Samuel dan bagaimana ia tidak mengenali suara Tuhan, dan bagaimana ia berlari mendapati Eli. "Baik Tuhan, seandainya itu Engkau, saya akan beli susunya"

Sepertinya tidak sulit untuk sebuah ujian kepatuhan, karena ia selalu dapat memakai susu itu. Iapun berhenti dan membeli segalon susu dan meneruskan perjalanan pulang. Sementara ia menelusuri persimpangan jalan Seventh, ia kembali merasa ada keinginan besar dihatinya, "Belok ke jalan itu." Ini gila pikirnya, ia terus mengendarai melewati persimpangan itu. Kemudian, ia merasa bahwa ia harus belok ke Jalan Seventh. Di persimpangan berikutnya, ia berputar kembali dan menuju ke Jalan Seventh. Setengah bergurau, ia berkata dengan lantang,"Baik Tuhan, akan kulakukan."

Ia melewati beberapa block, ketika tiba-tiba, ia merasa harus berhenti. Ia mendekati pinggiran jalan dan melihat sekeliling. Ia berada di kota semi area perdagangan. Bukan lingkungan yang terbaik, tapi juga bukan yang terburuk. Aktivitas bisnis sudah tutup dan sebagian besar rumah terlihat gelap dan sepertinya orang-orang sudah tidur. Kemudian, ia merasa sesuatu, "Pergi dan berikan susu itu pada orang di rumah seberang jalan." Pria muda itu menatap rumah tersebut. Gelap dan sepertinya orang-orang sedang pergi atau sudah tidur. Ia mulai membuka pintu tapi duduk kembali di jok mobilnya. "Tuhan, ini gila. Orang-orang itu sedang tidur dan jika aku membangunkannya, mereka akan marah dan aku keliatan bodoh." Lagi, ia merasa seperti ia harus pergi dan memberikan susu itu.

Akhirnya, ia membuka pintu, "Baik Tuhan, jika ini Engkau, aku akan pergi ke pintu dan aku akan memberikan susu itu pada mereka. Jika Engkau ingin aku kelihatan seperti orang gila, baiklah. Kupikir dalam beberapa kali jika mereka tidak langsung menjawab, aku pergi dari sini. Ia menyebrangi jalan dan membunyikan bel. Ia dapat mendengar beberapa suara di dalam. Sebuah suara laki-laki berteriak, "Siapa itu? Apa maumu?" Lalu pintu dibuka sebelum pria muda itu dapat pergi. Laki-laki itu berdiri disitu dengan berpakaian jean dan kaos. Ia keliatan baru saja turun dari tempat tidur. Ada keanehan pada mukanya dan ia tidak keliatan sangat senang mendapati tamu sedang berdiri di muka pintunya. "Apa ini?" Pria muda itu menyorongkan galon susunya, "Ini, kubawa untukmu."

Laki-laki itu mengambil susu itu, dan berlari ke dalam rumah. Dan dari dalam rumah keluar seorang wanita membawa susunya ke dapur. Laki-laki itu mengikutinya menggendong seorang bayi. Bayi itu menangis. Airmata jatuh dari wajah laki-laki itu. Laki-laki itu mulai berkata dan setengah menangis, "Kami baru saja berdoa. Kami punya hutang banyak bulan ini dan kami kehabisan uang. Kami tidak punya susu untuk bayi kami. Aku baru saja berdoa dan minta Tuhan tunjukkan aku bagaimana mendapatkan susu." Istrinya dari dalam dapur berteriak, "Aku minta Dia kirimkan seorang malaikat membawakannya. Apakah kamu seorang malaikat?" Pria muda itu menggapai dompetnya dan mengeluarkan semua uang yang ada padanya dan menaruhnya dalam tangan laki-laki itu. Ia membalikkan badan berjalan ke mobilnya dan airmata mengalir di wajahnya. Ia tahu bahwa Tuhan masih menjawab doa-doa. Ini benar-benar nyata.

Kadang-kadang hal yang paling sederhana Tuhan minta kita melakukannya karena kita. Jika kita patuh pada apa yang Dia minta, dimampukan untuk mendengar. SuaraNya lebih jelas dari waktu ke waktu. Dengarkan dan patuh! Kau (dan dunia) akan diberkati. Hidupku bukannya aku lagi tapi Yesus hidup dalamku. AMIN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tuhan Yesus Kristus Memberkati - GOTN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Memberi, Ketika Dibutuhkan

Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat jarang.

Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama. Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit itu.

Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar, sebelum mengambil nafas panjang dan berkata "Baiklah, saya akan melakukan hal tersebut asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku."

Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini berbaring di tempat tidur, disamping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang.

Si kecil melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam suara yang bergetar katanya, "Apakah saya akan langsung mati dokter?" Rupanya si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.

Lihatlah! Bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tuhan Yesus Kristus Memberkati - GOTN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Korban BagiNya

Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. I Petrus 2:5

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Roma 12:1

Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya. Lukas 21:4

Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu didepan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Matius 5:23-24

Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Maleakhi 3:10

Sebab di atas gunung-Ku yang kudus, di atas gunung Israel yang tinggi, demikianlah firman Tuhan ALLAH, di sana di tanah itu segenap kaum Israel dalam keseluruhannya akan beribadah kepada-Ku. Di sana Aku akan berkenan kepadamu dan di sana Aku akan menuntut dari kamu persembahan-persembahan khususmu dan sajian-sajianmu yang terpilih, segala yang kamu kuduskan. Yehezkiel 20:40

Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Yesaya 1:13
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tuhan Yesus Kristus Memberkati - GOTN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

PELITA TUBUH (Matius 6 : 22)

Firman Tuhan berkata : "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu" (Matius 6 : 22). Jika demkian, artinya kesehatan mata harus selau dijaga, kalau tetap ingin menikmati keindahan ciptaan Tuhan.

Perawatan mata bisa juga dilakukan dari dalam, dengan mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung vitamin tertentu, dengan catatan "tidak berlebihan" (overdosis).

* Jeruk
Kaya Vitamin C, berfungsi sebagai antioksidan yang berkhasiat melumpuhkan radikal bebas penyebab penuaan sel, sehingga berguna untuk mencegah katarak.

* Anggur
Ekstrak biji anggur mengandung proantosianidin. Lebih kuat dari vitamin C dan E, antioksidan ini bahkan bisa memperbaiki penglihatan dan mengembalikan fungsi retina, terutama yang rusak akibat perdarahan pembuluh darah di mata dan ketidak seimbangan gula darah.

* Ubi Jalar
UNICEF dan WHO menyarankan agar wanita dan anak-anak mengkonsumsi ubi jalar merah secara rutin, untuk menangkal akibat buruk dari kekurangan vitamin A.

* Nenas
Vitamin dan mineral utama yang terkandung dalam nenas adalah vitamin C, vitamin B-kompleks, beta karoten (pro-vitamin A), Fe, Mg, Ca, Cu, Zn, Mn, dan K.

* Ikan laut
Ikan sardin dan tuna adalah sumber DHA (docosahexaenoid acid), salah satu jenis asam lemak omega 3, yang berperan penting dalam pembentukan retina mata.

Vitamin A juga dikenal sebagai antioksidan penggempur radikal bebas penyebab berbagai penyakit degeneratif.

Kadar vitamin A yang tinggi pada wortel (Daucus carota) membantu fungsi retina mata. Bahkan, selama Perang Dunia II, pilot-pilot pesawat tempur Sekutu diperintahkan makan wortel untuk menajamkan penglihatan mereka. Tapi hati-hati, terlalu banyak mengkonsumsi wortel (50 mg per hari) dalam 10 hari akan membuat warna kulit menjadi jingga kekuningan. Ini disebabkan tubuh tidak mampu menyerap karoten yang berlebih, atau justru tubuh tidak mampu memproses karoten yang terdapat di dalam wortel. Namun, bisa juga karena liver (hati) Anda bermasalah. Kalau sudah begitu, stop dulu makan wortel, tunggu hingga kondisi pulih dalam beberapa hari.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tuhan Yesus Kristus Memberkati - GOTN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Roda Kehidupan

"Guru, saya pernah mendengar kisah seorang arif
yang pergi jauh dengan berjalan kaki. Cuma yang
aneh, setiap ada jalan menurun, sang arif konon agak
murung. Tetapi kalau jalan sedang mendaki ia
tersenyum. Hikmah apakah yang bisa saya petik dari
kisah ini?"

"Itu perlambang manusia yang telah matang dalam
meresapi asam garam kehidupan. Itu perlu kita jadikan
cermin. Ketika bernasib baik, sesekali perlu kita sadari
bahwa satu ketika kita akan mengalami nasib buruk
yang tidak kita harapkan. Dengan demikian kita tidak
terlalu bergembira sampai lupa bersyukur kepada Sang
Maha Pencipta. Ketika nasib sedang buruk, kita
memandang masa depan dengan tersenyum optimis.
Optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbangi
optimisme itu dengan kerja keras."

"Apa alasan saya untuk optimis, sedang saya sadar
nasib saya sedang jatuh dan berada dibawah?"

"Alasannya ialah iman, karena kita yakin akan
pertolongan Sang Maha Pencipta."

"Hikmah selanjutnya?"

"Orang yang terkenal satu ketika harus siap untuk
dilupakan, orang yang diatas harus siap mental
untuk turun ke bawah. Orang kaya satu ketika harus
siap untuk miskin."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tuhan Yesus Kristus Memberkati - GOTN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Berikanlah Pujian

Seorang pengemis duduk mengulurkan tangannya di sudut jalan. Tolstoy, penulis besar Rusia yang kebetulan lewat di depannya, langsung berhenti dan mencoba mencari uang logam di sakunya. Ternyata tak ada. Dengan amat sedih ia berkata, "Janganlah marah kepadaku, hai Saudaraku. Aku tidak bawa uang."

Mendengar kata-kata itu, wajah pengemis berbinar-binar, dan ia menjawab, "Tak apa-apa Tuan. Saya gembira sekali, karena Anda menyebut saya saudara. Ini pemberian yang sangat besar bagi saya."

Setiap manusia, apapun latar belakangnya, memiliki kesamaan yang mendasar: ingin dipuji, diakui, didengarkan dan dihormati. Kebutuhan ini sering terlupakan begitu saja. Banyak manajer yang masih beranggapan bahwa orang hanya termotivasi uang. Mereka lupa, nilai uang hanya bertahan sampai uang itu habis dibelanjakan. Ini sesuai dengan teori Herzberg yang mengatakan bahwa uang tak akan pernah mendatangkan kepuasan dalam bekerja.

Manusia bukan sekadar makhluk fisik, tapi juga makhluk spiritual yang membutuhkan sesuatu yang jauh lebih bernilai. Mereka butuh penghargaan dan pengakuan atas kontribusi mereka. Tak perlu sesuatu yang sulit atau mahal, ini bisa sesederhana pujian yang tulus.

Namun, memberikan pujian ternyata bukan mudah. Jauh lebih mudah mengritik orang lain.

Seorang kawan pernah mengatakan, "Bukannya saya tak mau memuji bawahan, tapi saya benar-benar tak tahu apa yang perlu saya puji. Kinerjanya begitu buruk". "Tahukah Anda kenapa kinerjanya begitu buruk?" saya balik bertanya. "Karena Anda sama sekali tak pernah memujinya!"

Persoalannya, mengapa kita begitu sulit memberi pujian pada orang lain? Menurut saya, ada tiga hal penyebabnya, dan kesemuanya berakar pada cara kita memandang orang lain.

Pertama, kita tidak tulus mencintai mereka. Cinta kita bukanlah unconditional love, tetapi cinta bersyarat. Kita mencintai pasangan kita karena ia mengikuti kemauan kita, kita mencintai anak-anak kita karena mereka berprestasi di sekolah, kita mengasihi bawahan kita karena mereka memenuhi target pekerjaan yang telah ditetapkan. Perhatikanlah kata-kata di atas: cinta bersyarat. Artinya, kalau syarat-syarat tidak terpenuhi, cinta kita pun memudar. Padahal, cinta yang tulus seperti pepatah Perancis: L`amour n`est pas parce que mais malgre. Cinta adalah bukan "cinta karena", tetapi "cinta walaupun". Inilah cinta yang tulus, yang tanpa kondisi dan persyaratan apapun. Cinta tanpa syarat adalah penjelmaan sikap Tuhan yang memberikan rahmatNya tanpa pilih kasih. Cinta Tuhan adalah "cinta walaupun". Walaupun Anda mengingkari nikmatNya, Dia tetap memberikan kepada Anda. Lihatlah bagaimana Dia menumbuhkan bunga-bunga yang indah untuk dapat dinikmati siapa saja tak peduli si baik atau si jahat. Dengan paradigma ini, Anda akan menjadi manusia yang tulus, yang senantiasa melihat sisi positif orang lain. Ini bisa memudahkan Anda memberi pujian.

Kesalahan kedua, kita lupa bahwa setiap manusia itu unik. Ada cerita mengenai seorang turis yang masuk toko barang unik dan antik. Ia berkata, "Tunjukkan pada saya barang paling unik dari semua yang ada di sini!" Pemilik toko memeriksa ratusan barang: binatang kering berisi kapuk, tengkorak, burung yang diawetkan, kepala rusa, lalu berpaling ke turis dan berkata, "Barang yang paling unik di toko ini tak dapat disangkal adalah saya sendiri!" Setiap manusia adalah unik, tak ada dua orang yang persis sama. Kita sering menyamaratakan orang, sehingga membuat kita tak tertarik pada orang lain. Padahal, dengan menyadari bahwa tiap orang berbeda, kita akan berusaha mencari daya tarik dan inner beauty setiap orang. Dengan demikian, kita akan mudah sekali memberi pujian.

Kesalahan ketiga disebut paradigm paralysis. Kita sering gagal melihat orang lain secara apa adanya, karena kita terperangkap dalam paradigma yang kita buat sendiri mengenai orang itu. Tanpa disadari kita sering mengotak-ngotakkan orang. Kita menempatkan mereka dalam label-label: orang ini membosankan, orang itu menyebalkan, orang ini egois, orang itu mau menang sendiri. Inilah persoalannya: kita gagal melihat setiap orang sebagai manusia yang "segar dan baru." Padahal, pasangan, anak, kawan, dan bawahan kita yang sekarang bukanlah mereka yang kita lihat kemarin. Mereka berubah dan senantiasa baru dan segar setiap saat.

Penyakit yang kita alami, apalagi menghadapi orang yang sudah bertahun-tahun berinteraksi dengan kita adalah 4-L (Lu Lagi, Lu Lagi -- bahasa Jakarta). Kita sudah merasa tahu, paham dan hafal mengenai orang itu. Kita menganggap tak ada lagi sesuatu yang baru dari mereka. Maka, di hadapan kita mereka telah kehilangan daya tariknya.

Pujian yang tulus merupakan penjelmaan Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Maka, ia mengandung energi positif yang amat dahsyat. Saya telah mencoba menerapkan pujian dan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang saya jumpai. Efeknya ternyata luar biasa. Tetangga bahkan menjawab ucapan terima kasih saya dengan doa, "Hati-hati di mbak!" Orang-orang yang saya jumpai juga senantiasa memberi senyuman yang membahagiakan. Sepertinya mereka terbebas dari rutinitas pekerjaan yang menjemukan.

Pujian memang mengandung energi yang bisa mencerahkan, memotivasi, membuat orang bahagia dan bersyukur. Yang lebih penting, membuat orang merasa dimanusiakan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tuhan Yesus Kristus Memberkati. GOTN

Membangun Rumah

Selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit, perhatian khusus juga merupakan hal yang tidak kalah penting dalam pembangunan sebuah rumah. Bukan tanpa alasan perhatian khusus ini diperlukan. Tujuannya adalah agar rumah tersebut dapat dibangun dengan benar; mulai dari pondasi rumah, saluran jalan air, dan yang lainnya.

Tentunya semua ini diperlukan sebelum memperhatikan serta mendapatkan inspirasi guna penyelesaian sejuta pekerjaan tahap akhir termasuk cara terbaik menghias rumah agar menyenangkan untuk didiami. Selama proses pembangunan, kita harus senantiasa menetapkan prioritas supaya dana yang tersedia digunakan sebaik mungkin.

Dalam perikop ini, Tuhan memerintahkan Hagai dan seluruh umat yang kembali dari pembuangan membangun kembali Rumah Tuhan yang telah runtuh. Sibuknya setiap orang membangun rumah masing-masing namun melupakan pembangunan Rumah Tuhan merupakan alasan Tuhan untuk meminta mereka membangun kembali baitNya. Tidak heran bila Tuhan menegur mereka, "Perhatikanlah keadaanmu" (ay.7). Bahkan Tuhan mengulang ucapan ini sampai tiga kali. Karena itulah Hagai mengajak mereka untuk mendahulukan Tuhan agar pada akhirnya Tuhan memberkati mereka dengan tuaian yang berlimpah.

Sebagai umat Perjanjian Baru, kita tidak lagi membangun Rumah bagi Tuhan. Kristus tidak tinggal dalam rumah yang terbuat dari batu, tetapi dalam umatNya "yaitu Anda dan saya- yang harus mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang kudus dan berkenan" (Roma 12:1). Dengan demikian, Ia dapat memakai Anda sebagai alat dalam pekerjaanNya yang kudus dan mulia (II Timotius 2:20-21). Anda harus membangun suatu kehidupan yang "akan berkenan kepadaNya dan akan menyatakan kemuliaanNya" (ay.8).

Perhatian khusus dibutuhkan untuk membangun hidup berdasarkan Firman Tuhan. Perhatian khusus dibutuhkan untuk membingkai hidup dengan doa. Perlu adanya prioritas yang berkesinambungan dalam hal "mencari dahulu kerajaanNya" (Matius 6:33) saat diperhadapkan dengan banyak godaan dan pilihan. Namun, perlu Anda ketahui bahwa upah yang akan Anda terima adalah seimbang. Bila dalam hati kita muncul keinginan untuk membangun dengan hati-hati, Yesus Kristus sendiri yang akan menunjukkan caranya. Ia datang untuk diam dalam Anda. Ia "menghiasi" kehidupan Anda dengan sukacita. RohNya melukis ruang-ruang hati Anda dengan damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kelemah lembutan dan penguasaan diri. Ia menjadikan Anda "rumah" yang hangat dan ramah, bukan ruangan kosong.

Dan saat Anda membangun hidup bagi Dia, Ia berjanji bahwa suatu hari Ia akan membalasnya. Sementara Anda membangun "rumah" bagi Yesus, Ia sibuk menyediakan tempat bagi Anda di rumahNya (Yohanes 14:2).

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tuhan Yesus Kristus Memberkati,

GOTN

Sabtu, 04 Oktober 2008

GHULAM MASIH NAAMAN

(Kasih Karunia-Ku Cukup Bagimu)
Diringkas oleh: Novita Yuniarti

Ghulam Masih Naaman dilahirkan di Jammu, Kashmir. Ia adalah anak ke-5 dari enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang tuan tanah yang sangat berhasil. Semasa kecilnya, Ghulam hidup berkecukupan. Setelah kelahiran kakak-kakaknya, ibunya rindu memiliki anak lagi. Namun, selalu gagal karena semua anak yang lahir meninggal ketika masih bayi. Oleh sebab kelahiran Ghulam dianggap sebagai mukjizat, setelah Ghulam lahir, ibunya membawanya ke sebuah kuil yang terletak di pegunungan Kashmir untuk dipersembahkan kepada dewi-dewi (ibunya adalah seorang Kedar yang taat, namun masih percaya kepada dewi-dewi -- agama warisan dari orang tuanya). Oleh sebab itulah Ghulam masih membawa tanda lahir di tubuhnya, yaitu kuping yang berlubang, tanda bahwa ia adalah milik dewi-dewi.

Pada usia lima tahun, Ghulam masuk sekolah dasar. Pada usia ini juga, untuk pertama kalinya, ia pergi ke tempat ibadah agamanya yang terletak tidak jauh dari rumahnya untuk belajar mengaji dan mempelajari kitab sucinya. Ketika Ghulam berusia sembilan tahun, ia menempuh pendidikan sekolah menengah di Jammu, Kashmir -- Sekolah Menengah Maha Raja Ranbeer Singh, sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak raja atau penguasa. Sekolah tersebut menawarkan berbagai macam pralatihan militer, seperti menunggang kuda dan menembak -- sesuatu yang pantas bagi anak-anak raja. Namun bagi Ghulam, pendidikan semacam ini merupakan hal yang cukup membingungkan baginya karena tidak jelas ke mana pendidikan tersebut mengarahkannya. Karena sekolah ini dikhususkan bagi orang Hindu, maka setiap siswa harus mempelajari agama dan kitab suci Hindu.

Perang dunia ke-2 terjadi ketika Ghulam berusia enam belas tahun -- India masuk ke dalam sebuah dilema. Seperti rakyat India yang menginginkan kemerdekaan dari kekuasaan Inggris, Ghulam pun menginginkan hal yang sama. Namun, Ghulam masih terlalu muda untuk mengerti apa yang terjadi dalam dunia politik dan ideologi di India. Melihat situasi tersebut, Ghulam memutuskan untuk malamar sebagai anggota angkatan udara. Ia diterima dan ditempatkan sebagai montir yang bertugas untuk memelihara dan memerbaiki pesawat terbang. Latihan pertama Ghulam dilaksanakan di Lahore. Setelah itu, ia dipindahkan ke Birma dan Ronggon. Beberapa waktu kemudian, ia dikirim ke akademi angkatan udara dan di tempat inilah ia memeroleh gelar master dalam bidang intelijen militer.

Ketika melakukan tugasnya, Ghulam selalu membina hubungan baik dengan siapa saja. Baginya, nilai seseorang tidak tergantung dari warna kulit, ras, dan kepercayaannya. Pengabdian penuh pada pekerjaan, integritas, dan sifatnya yang dapat dipercaya menjadi kualitas yang memampukannya mencapai sukses dalam setiap kedudukannya. Ia tidak dapat menerima ketidakjujuran, baik dalam dirinya sendiri maupun orang lain. Ia juga tidak pernah menekan bawahannya, bahkan ia menjadi pendengar yang baik terhadap keluhan-keluhan bawahannya. Namun, tidak semua orang bersikap demikian. Ia tidak dapat memungkiri bahwa hubungan di antara para perwira dalam angkatan udara kurang baik. Para perwira Inggris sering memandang rendah para perwira India. Mereka menganggap para perwira India memiliki mutu yang rendah dan menyebut mereka dengan istilah "Bloody Indians". Kehidupan para perwira India tidak dihargai, meskipun mereka berpangkat sama. Tutur kata mereka terkadang kasar dan tidak sopan. Hal ini membuat Ghulam sangat terganggu.

Diskriminasi tersebar dengan luas. Orang-orang Inggris tidak mau menyesuaikan diri dengan dengan orang-orang India. Namun, di antara sekian banyak perwira Inggis yang angkuh, Ghulam menemukan sosok perwira Inggris yang penuh belas kasih. Perwira tersebut bernama Kapten Bexter. Ia adalah orang yang agak tertutup, namun dari sikapnya, Ghulam mengetahui orang seperti apa dia. Kapten Bexter tidak merendahkan perwira India, ia memerhatikan jaminan sosial mereka. Hal yang paling berkesan tentang Kapten Bexter adalah tindakannya dalam peperangan. Jika ada serangan dari pihak lawan, ia akan memerintahkan bawahannya untuk berlindung di gereja (sebuah tenda yang dipakai untuk kebaktian). Di tempat itu, Bexter akan berdoa dan hal yang dilakukan bawahannya adalah mengucapkan kata "amin" ketika ia selesai berdoa. Ghulam belum pernah mendengar doa seperti yang dilakukan Bexter -- doa yang sangat sederhana, yang langsung menuju kepada Tuhan.

Suatu ketika, Ghulam mendapat tugas untuk menguji sebuah pesawat terbang. Namun setelah berjarak kira-kira tiga puluh mil, ia terkena tembakan dari pihak lawan. Pusan, rekan kerja Ghulam, mengambil kendali atas pesawat tersebut. Pendaratan dapat dilakukan dengan selamat, tetapi Ghulam tidak sadarkan diri akibat peristiwa tersebut. Ia dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan selama dua puluh hari. Selama menjalani perawatan, Ghulam tidak kekurangan apa-apa. Ia dirawat oleh dua orang perawat, Amber dan Marry, yang merawatnya dengan penuh belas kasih. Ghulam ingin mengetahui apa alasan Amber dan Marry sehingga mereka sangat mengasihinya. Mereka berkata, "Kami merawat Anda bukan karena Anda tampan, bukan untuk mengharapkan hadiah dari Anda, namun kami adalah orang Kristen. Tuhan Yesus telah menderita demi keselamatan manusia, dan tugas kami adalah untuk melayani sesama manusia."

Ghulam terharu mendengar kesaksian ini. Sekali lagi ia dikonfrontasikan dengan Tuhan Yesus melalui dua murid-Nya, ketika ia melihat anak-anak Tuhan mengasihi dan melayani sesama manusia di tengah-tengah pembantaian dan kurangnya perhatian terhadap sesama. Ghulam merasakan kehadiran Allah, tetapi tidak ada waktu baginya untuk merefleksikannya. Ghulam keluar dari rumah sakit dan bergegas kembali ke markas. Ia mendapat tugas baru, yaitu mencegah pegawai-pegawai angkatan udara memasuki daerah-daerah pelacuran. Di sini ia berkenalan dengan Philips, seorang anggota angkatan udara. Kehadiran Philips membuatnya gembira, ditambah lagi dengan lelucon-leluconnya. Pada suatu hari, Philips akan dipindahkan ke tempat lain. Philips sangat marah atas keputusan tersebut. Alasan mengapa ia tidak mau dipindahkan adalah karena ia mencintai Kumla, seorang pelacur. Ghulam mencoba memberikan nasihat kepada Philips bahwa dengan menikahi wanita semacam itu, berarti menentang norma sosial. Philips tetap teguh pada pendiriannya. Ia berkata, "Tuhan Yesus menyayangi seorang penjahat seperti saya dan mengorbankan hidup-Nya sebagai tebusan untuk menyelamatkan jiwa saya, maka saya juga harus bisa menerima orang yang berdosa dan dihinakan dunia."

Pada tahun 1945, perang dunia II berakhir. Namun, bagi India ini merupakan periode yang sangat buruk. Agama dijadikan sebagai batu antukan di mana banyak orang tersandung karenanya. Hindu dan kaum Kedar tidak dapat hidup secara damai. Ketakutan dan kebencian semakin meningkat, pembunuhan dan kerusuhan terjadi di seluruh penjuru India. Sebenarnya, kaum Kedar bukanlah sesuatu yang baru di India. Agama kaum Kedar tersebut pertama kali masuk di India pada tahun 712 SM. Pada mulanya, kaum Kedar dan Hindu hidup secara berdampingan, namun kaum Kedar mengambil alih kekuatan politik di bagian utara India, sebagai keturunan Jengis Khan yang mengalahkan Delhi pada tahun 1526 dan mendirikan dinasti Mughal. Dinasti ini tidak berusaha memaksa penduduk memeluk agama kaum Kedar karena golongan Hindu Brahmana dari golongan kuat tidak akan memberi kesempatan, walaupun mereka telah mencobanya. Sedangkan beberapa orang kaum Kedar dari golongan tinggi Mughal adalah orang-orang yang bertobat dari kasta Hindu terendah.

Hal ini membuat Ghulam seolah berada di persimpangan jalan, ia tidak tahu harus berbuat apa. Pada Agustus 1947, kekuasaan Inggris berakhir di India. Namun hal ini tidak membuat situasi di India membaik. Kerusuhan, pembunuhan, dan peperangan terjadi di India. Setiap orang Kedar sejati harus percaya dan mengakui prinsip-prinsip dasar iman -- jika seseorang tidak bisa mengucapkan kalimat sahadat, mereka adalah orang kafir dan berperang melawan mereka adalah benar. Pertemuan Ghulam dengan Yesus terjadi ketika ia mendatangi sebuah keluarga Kristen dan meminta mereka untuk menyangkal imannya. Seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun dari keluarga tersebut menolak untuk menyangkali Yesus meskipun telah diancam. Tidak ada rasa takut terpancar dari wajah gadis kecil ini. Ketika keluarga ini berdoa, tiba-tiba suatu cahaya menyembunyikan mereka dari pandangan Ghulam. Cahaya itu begitu cemerlang dan mengerikan. Sedikit demi sedikit, cahaya itu mendekati Ghulam dan ia mulai merasa takut. Ghulam tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba dalam benaknya muncul pemikiran untuk meminta maaf kepada makhluk tersebut. Lalu Ghulam mendengar suara yang berkata, "Kami mengampuni Anda dalam nama Yesus."

Setelah kembali ke markas, nama Yesus terus terngiang di telinganya, dan Ghulam mulai mengingat pengalaman masa lalunya. Yesus yang dipercayai oleh Bexter, melindunginya dan teman-temannya dari serangan lawan. Yesus yang dipercayai Amber dan Marry, demi Dia, mereka telah menyelamatkan kehidupan seorang pria yang sudah tidak bisa ditolong. Yesus yang dipercayai Philips, memberi kekuatan kepadanya untuk berkorban bagi orang lain. Dan yang paling berkesan dari semua pengalaman itu ialah pertemuannya dengan Yesus yang diimani oleh seorang gadis kecil yang datang dan menyelamatkan para pengikut-Nya di waktu yang tepat. Matanya telah melihat tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus kepada gadis kecil bersama orang tuanya. Pemikiran ini selalu membayangi dirinya dan Ghulam tidak memiliki kekuatan untuk menghindar. Suatu pagi, Ghulam bangun untuk melakukan sembahyang seperti biasanya. Tiba-tiba ada yang datang dari belakang, meletakkan tangan di bahunya dengan penuh kasih dan berkata, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu .... " (2 Kor. 12:9). Kalimat ini diulangi tiga kali, lalu Ghulam merasa seperti ada aliran listrik yang masuk ke dalam tubuhnya -- seperti ada esuatu yang menyegarkan dan menggembirakan dalam dirinya. Pengertian, pengampunan, dan pendamaian merupakan kenyataan yang benar.

Petualangan kekristenan Ghulam terjadi ketika ia bertemu dengan seorang pegawai Kristen yang sedang membersihkan tempat di mana ia tidur dan mendengar Ghulam berulang-ulang mengucapkan kalimat, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu ...." Orang tersebut menyarankan kepada Ghulam untuk menemui Pendeta Inayat Rhumal'shan di wilayah Faisalabad. Pendeta Inayat menyarankan kepada Ghulam untuk menemui Pendeta RWF. Wooton di Gorja. Betapa suram awal pengenalan Ghulam akan Yesus, namun ia tidak putus asa. Setelah sampai di Gorja, Ghulam menemui Pendeta Wooton. Di tempat ini, ia harus menghadapi berbagai tantangan, khususnya yang berasal dari orang Kristen sendiri. Mereka menyangka keputusan Ghulam untuk menjadi Kristen karena ia ingin menikah dengan seorang gadis Kristen, yang lain berkata bahwa ia hanya mencari pekerjaan sebagai hamba Tuhan, dan yang lainnya lagi berkata ia hanya mau uang.

Akhir September 1949, Ghulam mendapat kabar bahwa ia akan dibaptis pada tanggal 2 Oktober mendatang. Ghulam sangat senang mendengar kabar terebut. Ketika Ghulam sedang sendirian, ia didatangi oleh pamannya dan meminta Ghulam untuk pergi bersama dengan mereka tanpa sepengetahuan siapa pun, dan jika Ghulam menolak, maka pamannya mengancam akan memberitahukan pertobatan Ghulam kepada semua orang. Hal ini dapat menyebabkan penganiayan terhadap dirinya dan orang-orang Kriten di Gorja. Ghulam tidak dapat membiarkan hal ini terjadi. Dalam kondisi ini, Ghulam mendengar suara yang berkata kepadanya, "Akan ada lebih banyak lagi duri dan penghalang yang harus engkau hadapi, jika engkau memutuskan untuk mengikut Aku. Pergilah dengan mereka karena di rumahlah tempat pertama di mana engkau harus bersaksi. Engkau berdiri sebagai saksi-Ku, pertama di Yerusalem, kemudian di Yudea, Samaria, dan kemudian seluruh dunia." Ghulam menyetujui untuk pergi bersama dengan mereka, ia tidak takut karena ia tahu siapa yang akan menolongnya.

Tuhan telah membimbing Ghulam ke jalan yang telah Ia tetapkan. Jalan ke Kalvari baginya adalah suatu jalan yang penuh dengan duri. Walaupun terkadang salib-Nya terasa berat, namun ini adalah satu-satunya jalan yang harus ia jalani, di mana ia bisa melayani Tuhan dan membawa salib-Nya ke kaki orang lain. Keluarganya sudah tidak menerima ia sebagai bagian dari anggota keluarga, teman-temannya telah memutuskan tali persahabatan dengannya ketika ia menolak untuk menyangkali imannya. Namun, semuanya itu tidak menyebabkan Ghulam berpikir bahwa keputusan yang diambilnya adalah salah. Ia tahu, kekristenan adalah satu-satunya jalan -- tidak ada satu pun yang dapat mengubah keyakinan ini. Ghulam tahu bahwa ia telah memilih jalan yang benar walaupun harus berakhir dengan kematian. Mati setiap hari bagi Kristus tidaklah mudah. Sekarang ia sudah siap kalau Tuhan memanggilnya. Kematian bagi orang Kristen bukanlah akhir kehidupan, tetapi permulaan dari kehidupan yang baru.

Diringkas dari:
Judul buku: Kasih Karunia-Ku Cukup Bagimu
Penulis: Ghulam Masih Naaman
Penerbit: Jalan Alrahmat
Halaman: 1 -- 126

Catatan :
Ghulam Masih Naaman adalah seorang hamba Tuhan yang melayani di India. Kesetiaan, pengabdian, dan semangat untuk tidak mudah menyerah pada keadaan merupakan sebuah contoh yang layak diteladani setiap orang percaya. Melalui kisah hidupnya, kita belajar bahwa Tuhanlah yang membentuk kita, bahkan sebelum kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Tidak ada hidup yang sia-sia jika kita ada dalam tangan Tuhan. Juga, melalui kisah hidupnya kita melihat bahwa kasih, penyertaan, dan anugerah Tuhan tidak pernah jauh dari mereka yang setia melayani-Nya.

Teruslah melayani Tuhan dalam keadaan apa pun yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita. Jangan lupa untuk terus mendoakan utusan-utusan Tuhan yang ada di ladang misi karena melalui doa, kuasa Tuhan dapat terus dinyatakan.

Pimpinan Redaksi e-JEMMi

Kisah Anne

From: ivana indahwati
Kisah berikut ini dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women" karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko buku Gramedia, maupun toko buku
lainnya. Inti ceritanya kira-kira sbb :
Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI,karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.
Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman-teman dan sahabat-sahabat, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka.
Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi
laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki-laki nya.
Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki-lakinya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur yenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.
Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah.Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ?
Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.
Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.
Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat.
Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis.
Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne ), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....
Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...

Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :
1. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kita melakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga".

Mohon KEMURAHAN HATI Anda untuk menyebarkan kisah ini kepada sanak keluarga Anda, famili, teman2, rekan2 kerja, rekan2 bisnis, atasan, bawahan, sebuah kelompok organisasi ataupun perusahaan, PELANGGAN, serta siapa saja yang Anda temui.

Berhentilah Untuk Selalu Memikirkan Kepentingan Diri Sendiri, Jadikanlah Kehadiran Anda Di Dunia Ini Sebagai RAHMAT Bagi Orang Banyak dan Bagi Orang2 Yang Anda Cintai (Ayah, Ibu, Saudara/i,Suami/ Istri, Anak2 Anda, dst)

Sumber : ptwr-JNM